Sidorejo
Heru Saputra, 11, siswa kelas IV SDN Blotongan 03 Salatiga, Senin (18/2), tewas setelah berkelahi dengan salah seorang teman sekelas yang juga tetangga sekampungnya.
Perkelahian yang terjadi di dalam kelas itu terjadi saat guru mereka meninggalkan ruangan untuk mengawasi siswa yang lain latihan baris-berbaris.
Sejumlah rekan sekelas Heru yang hadir di rumah duka, Brajan RT 2/RW X Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, siang kemarin, mengisahkan bahwa perkelahian itu terjadi setelah Heru diejek temannya akibat nilai IPA-nya yang buruk. Ichwan, salah seorang teman Heru, memukul perut dan kepala putera tunggal pasangan Rohman, 43, dan Marfuah, 42, itu.
Akibatnya, masih sebagaimana dituturkan oleh para siswa Kelas IV SDN Blotongan 03 Salatiga yang turut bertakziah, Heru jatuh pingsan. Kelas yang gaduh akibat adanya perkelahian itu segera didatangi Titik dan Atik, guru kelas V dan TK yang kebetulan berada tak jauh dari lokasi. Kedua orang itulah yang mencoba menolong Heru untuk kali pertama.
Hery Darminta, 38, guru kelas IV yang ditemui wartawan sedang duduk tepekur di teras rumah salah seorang tetangga Rohman dan Marfuah, mengakui bahwa dirinya tak tahu soal terjadinya perkelahian antarsiswa dalam kelas yang mestinya menjadi tanggung jawabnya. "Dia pingsan di kelas, lalu dibopong oleh Bu Titik dan Bu Atik ke Kantor Guru," ungkap Hery Darminta, 38, guru kelas IV.
Kepala SDN Blotongan 03, Wagimin SPd yang ditemui secara terpisah mengakui perkelahian antarsiswa itu terjadi saat kelas sedang tidak diawasi guru. Bersamaan dengan mata pelajaran IPA di kelas IV, Hery ditugasinya melatih baris-berbaris para siswa yang hendak diikutsertakan dalam lomba Pramuka. "Setelah memberikan tugas-tugas yang harus siswa kerjakan, guru kelas melatih PBB," akunya.
Wagimin mengaku segera keluar dari ruang kerja kepala sekolah begitu Titik dan Atik masuk kantor dengan membopong Heru. "Siswa yang pingsan itu kami tidurkan di kursi panjang yang ada di kantor. Kami lalu segera mencoba menyadarkannya dengan berbagai cara, termasuk dengan mengeroki tubuhnya," papar dia.
Karena belum sadar juga, para guru Heru itu lalu melarikannya ke Puskesmas Sidorejo. Sesampai di Puskesmas Sidorejo, siswa yang bertubuh relatif bongsor itu ternyata segera dirujuk dengan menumpang ambulans ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Salatiga. Di rumah sakit rujukan itu, menurut dr Siahaan yang berugas di IGD RSUD Kota Salatiga, tubuh Heru sudah tidak bernyawa.
Heru yang diduga melepas nafas terakhirnya di tengah perjalanan antara Puskesmas dan IGD itu lalu dipulangkan ke rumah orangtuanya. Kawasan Brajan pun gempar, para tetangga segera berdatangan ke rumah duka itu. Kabar kematian siswa kelas IV SDN Blotongan 03 itu tersebar ke seantero wilayah seiring kepulangan rekan-rekan Heru ke rumah mereka masing-masing.
Proses penguburan pun segera disiapkan bersamaan dengan kehadiran aparat kepolisian di bawah pimpinan Kanitresintel Polsek Sidorejo Aiptu Sutrisno di rumah Rohman dan Marfuah. "Sudah divisum saat di rumah sakit, menurut dokter tidak ada luka, tidak ada yang biru-biru (lebam -red)," ujar Hery menjawab wartawan yang duduk bersebelahan dengan sejumlah anggota Polsek Sidorejo.
Kendati Hery sudah menyatakan visum terhadap siswanya telah dilakukan, aparat kepolisian tetap tak puas dan melakukan pemeriksaan tanda-tanda di tubuh Heru. Saat ini aparat kepolisian masih mengusut peristiwa memprihatinkan tersebut. |espos
No comments:
Post a Comment