Salatiga
Kepala SDN Blotongan 03 Wagimin SPd dan dua orang guru SD tersebut, Tutik dan Atik yang menolong korban perkelahian antarsiswa, almarhum Heru Saputra diperiksa penyidik Polres Salatiga, Selasa (19/2). Sedangkan tersangka yang berinisial Iw untuk sementara waktu ditahan aparat sambil menunggu proses penyidikan selesai.
Kapolres Salatiga AKBP Drs Ahmad Haydar MM melalui Kasat Reskrim AKP Wibowo Hutomo saat dikonfirmasi , Selasa (19/2) membenarkan adanya pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan terhadap ketiga orang itu dilakukan sejak pagi sekitar pukul 09.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 13.00 WIB, sebagai saksi atas tewasnya salah seorang siswa sekolah itu. Menurut dia, Polres tetap akan melakukan penyidikan terus hingga tuntas pada kasus tersebut, meskipun tersangka kasus tersebut masih di bawah umur.
“Kami tetap akan melanjutkan penyidikan untuk melengkapi berita acara pemeriksaan (BAP). Kami belum bisa memutuskan adanya toleransi atau tidak tentang tersangka yang masih di bawa umur. Yang jelas, proses hukum masih tetap jalan dan soal toleransi nanti menunggu perkembangan proses penyidikan ini selesai,” paparnya.
Dari hasil pemeriksaan dari petugas forensik bersama anggota Reskrim Polres Salatiga sebelum korban dimakamkan menjelaskan, kematian anak bungsu dari pasangan Rohman, 43, dan Marfuah, 42, ini disebabkan oleh pecahnya organ tubuh di bagian dada. Dari keterangan keluarga korban, sebelum dimakamkan pada bagian bawah dada korban terdapat bekas pukulan yang berwarna kebiru-biruan, demikian juga di bagian punggungnya.
Reka ulang
Dikatakan Wibowo, sebenarnya untuk meyakinkan penyebab kematian korban itu, Polres akan melakukan otopsi terhadap jenazah korban, namun dari pihak keluarga dan tokoh masyarakat di lingkungan Dukuh Brajan RT 02/RW X, Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Salatiga keberatan. Keberatawan pihak keluarga dan tokoh masyarakat itu, ujar Kasatreskrim, dilakukan dengan membuat surat bermaterai.
Sementara itu Kepala SDN Blotongan 03, Wagimin SPd, juga membenarkan adanya pemeriksaan dari pihak Polres atas dirinya bersama tiga orang guru yang menolong korban. Wagimin menjelaskan, pihak sekolah sudah melakukan reka ulang peristiwa perkelahian itu di ruang kelas IV pada Selasa pagi. Sejumlah siswa kelas IV itu dikumpulkan kepala sekolah dan dimintai keterangan secara baik-baik.
“Akhirnya, ada tiga siswa yang mengaku mengetahui persis kejadian itu, karena terlibat dalam perdebatan awal. Ketiga siswa itu memperagakan bagaimana Iw memukul Heru, walaupun sebenarnya sempat saling mengejek. Persoalan yang diejek itu sebenarnya bukana karena nilai pelajaran yang buruk, melainkan hanya ejekan biasa. Karena jengkel Iw memukul di bagian perut satu kali dan di bagian kepala satu kali, hingga Heru terjatuh pingsan,” tukasnya.
Terpisah, Direktur Badan Pengelola RSUD Salatiga dr Kunjtoro AP MMR menandaskan, dari pihak RSUD belum bisa memberikan keterangan tentang penyebab kematian korban, karena ketika korban di bawa ke RSUD sudah dalam keadaan meninggal dunia. Menurut dia, jika memang benar dipukul di bagian bawah dada, maka kemungkinan liver atau limpanya pecah, atau ada benturan di bagian tubuh lainnya. “Untuk memastikan penyebab tersebut, maka perlu dilakukan otopsi terhadap jenazah korban, yakni dengan membongkar kuburan korban. Namun hal itu tergantung pada kesediaan dari pihak keluarga korban,” paparnya. |espos
Read More......